Translate

Wednesday, January 3, 2018

Contoh Review Jurnal Report

                     REVIEW JURNAL
Jurnal 1
Judul :Psikologi Dalam Perspektif Sains Islam:Kajian Historis Pemikiran Islam.
Jurnal  :Analytica Islamica

ISSN: -
Volume & Halaman  :Vol. 4  hal. 296-311

Tahun
2015

Penulis
Al Rasyidin

Reviewer
Ika Nurhasanah

Tanggal
12 Desember 2017

Isi
          Jurnal yang berjudul  Psikologi Dalam Perspektif  Sains Islam: Kajian Historis Pemikiran Islam ini, bekenaan dengan ‘pelacakan’ terhadap akar-akar sains Psikologi dalam historika pemikiran Islam. Melalui survei literatur singkat, dalam jurnal ini memaparkan historisitas kemunculan sains Islam, akar-akar psikolgi dalam keilmuan Islam, dan trilogi sains pembentuk Psikologi Islam.
          Secara historis, dalam historika keilmuan Islam, telah dan kajian tentang Psikologi Islam sebenarnya telah dimulai sejak masa-masa awal Islam hingga masa-masa selanjutnya. Meskipun terma Psikologi Islam belum digunakan, bahkan belum dikenal, namun berbagai kajian tentang kedirian manusia dan aspek-aspek psikologisnya telah dilakukan umat Islam sejak masa Rasulullah Saw, hingga masa kekhalifahan atau dinasti-dinasti Islam sampai moderen kontemporer.
          Sedangkan Akar Keilmuan Sains Psikologi Islam, secara normatif, dan nomenklatur Islam bersumber dari al-Qur’an dan Hadits, dan tidak hanya meletakkan asas-asas, tetapi juga memuat informasi tentang ilmu pengetahuan ilmiah, termasuk psikologi.
          Trilogi Sains Pembentuk Psikologi Islam, dalam  Psikologi Islam ditemukan tiga disiplin keilmuan yang dikembangkan umat Islam sejak masa klasik hingga moderen kontemporer. Ketiga disiplin ilmu yang dimaksud adalah Filsafat Islam, Ilmu Akhlâq, dan Tasauf. Ketiga disiplin ilmu inilah yang membentuk sebagai Psikologi Islam.

Kekuatan Penelitian
Dalam penulisan jurnal yang berjudul  “Psikologi Dalam Perspektif  Sains Islam:Kajian Historis Pemikiran Islam.” Sangat bagus, karena banyak sumber dan pemikiran dari beberapa ahli yang dipakai dalam jurnal tersebut.
Dan isi dalam jurnal ini bagus dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.

Kelemahan Penelitian
Dalam jurnal ini saya temukan dalam penulisan, misalnya dalam kalimat “khas islami” seharusnya kata tersebut diganti dengan huruf besar diawal dan kata yang benar “Islami”.
Terdapa huruf double misalnya dalam kalimat “ telaah dan kajian” pada bagian penutup, seharusnya kata yang benar ialah “telah dan kajian”.
Dalam menyimpulkan penulis kurang lengkap dalam menyampaikannya.
Tidak memaparkan bagian abstrak dalam bahasa Inggris.








Jurnal 2
Judul
Deradikalisasi Islam Indonesia  Gagasan Pemikiran Islam Transitif

Jurnal
Analytica Islamica,

Volume & Halaman
Vol. 4 Hal. 312-322

ISSN
-

Tahun
2015

Penulis
Ansari Yamamah

Reviewer
Ika Nurhasanah

Tanggal
Senin, 12 Desember 2017

Isi
          Gerakan keagamaan yang bersifat radikal ini (Islam radikal) juga telah menjadi fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer Indonesia, kelompok-kelompok radikal tersebut telah pula sampai pada upaya “memerangi” sesama umat Islam yang berbeda dalam metode atau aliran dalam berkeislaman, sebagaimana yang pernah dialami oleh kelompok Ahmadiyah dan Syiah di pulau Jawa dan Madura berapa waktu terakhir.
           Pemicu Tumbuhnya Radikalisme Islam di Indonesia, menjadikan indonesia  berfaham radikal dan sekaligus ultra revolusionist, faktor yang menyebabkan pemicu tumbuhnya islam di indonesia yaitu:
Faktor Internal Keberagamaan
Faktor Eksternal Sosio-Politikultural
Faktor Psikologis
Dendam  Dan Politikultur
Faktor Sejarah
            Islam Transitif Sebagai Solusi, maksudnya Islam Transitif secara kebahasaan berangkat dari kata sallama yang secara luas berarti membuat orang lain agar bisa mendapatkan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan. Sebuah gagasan yang digunakan untuk memahami Islam sebagai agama yang mengajarkan umatnya untuk bergerak keluar dari lingkaran individual menuju hamparan kolektivitas sosial kemanusiaan dalam berbagai upaya pemenuhan kebutuhan dan pengembangannya yang berbasis pada kemaslahatan baik dalam konteks lokal maupun global.
          Islam Transitif juga menekankan bahwa untuk membangun masyarakat yang berperadaban harus dimulai dengan cara membangun generasi yang sehat, berpendidikan, visioner dan bermoral, sebagai sebuah upaya menghempang berkembangnya ide-ide gerakan Islam radikal yang hari ini kelihatan semakin menguat kepermukaan.

Kekuatan Penelitian
Model dan isi yang mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Sumber yang banyak, yang dapat menguatkan isi jurnal tersebut.

Kelemahan Penelitian
Bagian abstrak hanya menggunakan satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia.
Bagian kesimpulan, penulis hanya memaparkan sedikit, dan kurang untuk dipahami oleh si pembaca.











Jurnal 3
Judul
Perkembangan Filsafat Islam Di Mesir Modern

Jurnal
Miqot

Volume & halaman
Vol. XXXIX Hal. 1-20

ISSN
0852-0720

Tahun
2015

Penulis
Afrizal M

Reviewer
Ika Nurhasanah

Tanggal
Senin, 12 Desember 2017

Isi
         Filsafat Islam modern sudah mulai berkembang di Mesir semenjak abad ke 18. Para pemikir dan pemerhati mengatakan bahwa filsafat Islam yang dikategorikan termasuk periode modern dimulai semenjak terjadi perubahan dari kondisi menurun menjadi naik, menggeliat kembali dari tidurnya, identik dengan renaisance filsafat Islam.
          Telah terjadi perubahan pemahaman di kalangan pemikir Mesir tentang pengertian filsafat Islam. Perubahan terjadi setelah bergesernya pola pikir para ilmuwan Islam dalam menyikapi dan merumuskan struktur kemasyarakatan Islam ini. Pemikir adalah istilah umum karena didasarkan atas segala bentuk kegiatan otak, sementara filosof adalah berpikir khusus yang tidak dilakukan semua orang yang tidak dilakukan semua orang. Mufakkir adalah ilmuwan yang dalam kegiatannya lebih menjuru pada hal-hal teknis sementara filosof berada pada posisi konsep dan pola kerja.
          Ketika filsafat Islam muncul, yang diambilnya dari daerah asalnya Yunani adalah metodenya. Filsafat Islam tidak mengambil filsafat Yunani itu mentah-mentah. Dengan metode itu filsafat Islam berkembang sendiri terlepas dari induknya. Filsafat Islam membahas persoalan kalam, persoalan fikih, persoalan tasawuf, persoalan politik, dan persoalan ekonomi.
          Filsafat Islam di Mesir juga mengalami berbagai persoalan, terutama dalam pengembangan dan pendalaman. Faktor yang menjadi hambatan antara lain paham Islam yang sempit, tidak dapat melihat sisi pandang orang lain sebagai bagian yang mungkin mempunyai sisi benar. Sikap eklusifisme diantara pemikir muslim sendiri. Selain itu sikap ‘ashabiyah juga tidak sedikit menghambat perkembangan kajian filsafat Islam.
          Diketahui bahwa hambatan filsafat Islam di Mesir adalah keretinggalan budaya. Memang Mesir adalah negara yang maju di zaman kuno. Tetapi pemerintah dan masyarakat Mesir larut dengan masa lalunya. Ilmu memang berkembangn tetapi perkembangan itu tidak membawa perubahan langsung kepada masyarakat. Disini masih banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Pembaruan yang dimulai semenjak 2 abad yang lalu dikembangkan terus berlangsung dengan penuh retrorika.
          Banyak filosof yang fenomenal yang menjadi perhatian tersendiri di Mesir. Di antara yang mereka bicarakan adalah Abu al-Barakat al-baghadi, seorang filosof asal Yahudi, tetapi kemudian masuk Islam di penghujung hayatnya. Tokoh ini menyamai pola al-kindi, al-farabi, dan Ibn sina. Ia bebicara tentang hakikat benda, hakikat gerak dan akhir zaman.

Kekuatan penelitian
.  Teori dan model analisis yang diguakan tepat.
   Bahasa yang digunakan  oleh penulis mudah dipahami maksud dan
   tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah
   dipahami

Kelemahan penelitian
-

Perkembangan kognitif, Emosi fase Dewasa Awal

                         BAB I
              PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
           Dalam studi psikologi perkembangan konterporer atau yang lebih dikenal dengan istilah perkembangan rentang hidup (life-span developement), wilayah pembahasannya tidak lagi terbatas pada perubahan perkembangan selama masa anak-anak dan remaja saja, melainkan juga menjangakau masa dewasa, menjadi tua, hingga meninggal dunia.
         Seperti halnya dengan remaja, untuk merumuskan sebuah definisi tentang kedewasaan tidaklah mudah. Hal ini karena setiap kebudayaan berbeda-beda dalam menentukan kapan seseorang mencapai status dewasa secara formal.
          Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara di indonesia seorang dianggap dewasa apabila sudah menikah, meskipun belum memiliki umur 21 tahun.
            Pada umumnya psikologi masa dewasa dimulai pada usia 20 tahun  (dewasa awal), 40-45 tahun ( dewasa pertengahan), 65 tahun (Dewasa akhir).

1.2  Rumusan Masalah
       a.  Apakah yang dimaksud dengan
             pengertian dewasa?
       b.  Bagaimana ciri-ciri dewasa?
      c.   Bagaimna karakteristik fisik-                   motorik pada fase dewasa?
      d.  Bagaimana karakteristik                          Kognitif pada fase dewasa?
     e.   Bagaimana karakteristik emosi             pada fase dewasa?

1.3 Tujuan pembelajaran
       a. Mengetahui pengertian dewasa.
       b. Mengetahui ciri-ciri dewasa.
       c. Mengetahui karakteristik fisik-                 motorik pada fase dewasa.
       d. Mengetahui karakteristik                        kognitif pada fase dewasa.
       e.Mengetahui karakteristik emosi            pada fase dewasa.



                        BAB II
                 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dewasa
         Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang menuntut kemandirian dan di ujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang.
          Menurut Hurlock (1980) menytakan pembagian dewasa terjadi menjadi beberapa tahap yaitu:
A. Masa Dewasa Dini
      Masa dewasa ini dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh.
B. Masa Dewasa Madya
      Masa dewasa madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun.
C. Masa Usia Lanjut
      Masa usia lanjut dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.
      Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam (Yudrik Jahja, 2009:246) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian yaitu:
a.      Masa dewasa awal (Masa                          Dewasa Dini/ Young Adult)
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun – 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
            Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai 40 tahun.
             Perkembanagan fisik sesudah masa ini mengalami degradasi sedikit demi sedikit mengikuti bertambahnya umur. Pada masa dewasa awal  motivasi untuk meraih sesuatu yang sangat besar didukung oleh kekuatan fisik yang prima, sehingga ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa dimana kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
         Ciri-ciri fisik dewasa awal, yaitu:
1.      Efisiensi fisik mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun;
2.      Kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang paling tinggi, pada perempuan
       menjadi masa kesuburan yang baik
3.      Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak
4.      Kesehatan fisik berada pada keadaan baik.

b.      Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
            Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-cirinya yang menyangkut pribadi dan sosial yaitu: masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru.                   Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
             Peneliatian Nowark (1977) yang dikutip dari Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan yang berusia dewasa madya menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya. Ciri-ciri fisik dewasa tegah, yaitu:
* Berat badan bertambah, bahu seringkali membentuk bulat, dan terjadi penggemukan
 seluruh tubuh yang membuat perut kelihatan menonjol sehingga seseorang kelihatan lebih pendek.
 *Otot menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu, pada lengan dibagian atas dan perut.
* Mulai menurunnya kekuatan fisik, fungsi motorik dan sensori.
*Gangguan pada ersendian, tungkai, lengan yang membuat mereka sulit berjalan dan  memegang benda yang jarang terjadi pada usia muda.
* Mulai terjadinya proses menua secara gradual, maksudnya terlihat tanda-tanda bahwa dirinya mulai tua, seperti tumbuhnya uban di kepala, rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur, adanya kerutan-kerutan pada bagian wajah, kemampuan fungsi mata berkurang.
*Rambut pada pria mulai jarang, menipis, dan terjadi kebotakan pada bagian atas kepala, rambut di hidung, telinga, dan bulu mata menjadi lebih kaku.
*Rambut pada wanita semakin tipis dan rambut di atas bibir dan dagu bertambah banyak.
*Terjadinya perubahan-perubahan seksual. Kaum laki-laki dapat mengalami Climacterium dan wanita dapat mengalami Menopause. *Climacterium dan menopause merupakan tanda berhentinya kemampuan menghasilkan keturunan dan dapat menimbulkan penyakit Melancholia involutive (cemas dan merasa diri tak berguna) peristiwa ini bagi laki-laki lebih lambat datangnya dari pada wanita.
Ciri-ciri fisik sindrom Menopause:
1.      Sistem reproduksi menurun dan berhenti
2.      Penampilan kewanitaan menurun
3.      Ketidaknyamanan fisik
4.      Berat badan bertambah
5.      Penonjolan pada jari
6.      Perubahan kepribadian
Ciri-ciri sindrom Climaterium pada pria:
1.      Rusaknya fungsi organ seksual
2.      Nafsu seksual menurun
3.      Penampilan kelakian menurun
4.      Gelisah akan kepribadian
5.      Ketidaknyamanan fisik
6.      Menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh

c.      Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)
           Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut: perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.
       Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Ciri-ciri fisik lansia, yaitu:
Kekuatan fisik dan motorik sangat 1. 1. kurang, kadang-kadang ada sebagian fungsi organ tubuhnya tidak dapat dipertahankan lagi.
2.  Sejumlah neuron dan unit-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang
Kesehatan rata-rata sangat menurun, sehingga sering sakit-sakitan
Perubahan pada gigi, gigi menjadi kuning dan tanggal serta gusi menyusut dan harus lebih sering diganti sebagian atau seluruhnya dengan gigi palsu
Biji mata menyusut
Mata kelihatan kurang bersinar daripada ketika mereka masih muda, dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.
3. Perubahan pada kulit wajah, leher, lengan dan tangan menjadi lebih kering  dan keriput. Kulit di bagian bawah mata mengembung seperti kantung, dan lingkaran hitam di bagian ini menjadi lebih permanen dan jelas. 4. Warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
5. Tulang-tulang menjadi rapuh
Tulang belakang menjadi bungkuk.

2.2     Ciri-Ciri Manusia Dewasa
              Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya tehadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Menurut Yudrik Jahja, 2011:247 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu:
1.      Masa Pengaturan (Settle Down)
2.      Masa Usia Produktif
3.      Masa Bermasalah
4.      Masa Ketegangan Emosional
5.      Masa Keterasingan Sosial
6.      Masa Komitmen
7.      Masa Ketergantungan
8.      Masa Perubahan Nilai
9.      Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
10.  Masa Kreatif
Dapat ditarik kesimpulan seseorang dikatakan dewasa, atau Kapan seseorang dikatakan dewasa..??
Terdapat indikator yang bervariasi, antara lain:
       Kematangan seksual yang terjadi di masa remaja, kematangan kognitif yang Piaget definisikan sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak.
Definisi hukum untuk kedewasaan : usia 17thn, remaja bisa mendapatkan KTP, usia 18thn remaja boleh memilih dalam pemilu. Di banyak negara, remaja usia 18-21thn boleh menikah tanpa izin (tergantung pada negaranya) dan remaja boleh mengikat diri pada sebuah kontrak.
Definisi sosiologi, dikatakan dewasa jika sudah mandiri atau telah memilih karir, telah menikah atau telah membangun hubungan yang romantis yang signifikan, atau telah membentuk sebuah keluarga.
        Kematangan fisiologis dapat bergantung pada pencapaian dalam menemukan identitas diri, menjadi mandiri, mengembangkan suatu sistem nilai dan membangun hubungan.
        Beberapa psikolog berpendapat dimulainya kedewasaan ditandai dari kriteria internal seperti: otonomi, kontrol diri dan tanggung jawab pribadi. Dari titik pandang ini, pada orang-orang tertentu tidak pernah menjadi dewasa, berapapun usia kronologisnya.

2.3 Karakteristik Perkembangan Fisik-Motorik Dewasa
       Pada masa awal fase dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Dalam pembahasan berikut akan diuraikan beberapa gejala penting dari perkembnagan fisik, diantaranya:
A. Kesehatan badan
      Pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, akan tetapi dalam periode ini mengalami penurunan keadaan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi, seperi yang dialami saat usia 25 tahun perubahan fisik sudah mulai mengalami perubahan, perubahan ini bersifat  kuantitatif dari pada kualitatif. Dengan mengalami kemuduran fisik seseorang akan lebih mudah terkena penyakit. Hal ini tidak akan mudah terjadi jika seseorang yang selalu menjaga kesehatan dan melakukan olahraga secara rutin akan terlihat bugar.
       Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama pertengahan masa dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumnya menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang sudah mengalami menopause pada usia 40. Peristiwa menopause disertai dengan berkurangnya homon estrogen. Bagi sebagian besar perempuan, menopause tidak menimbulkan problem psikologis. Tetapi, bagi sebagian lain menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala psikologis, termasuk depresi dan hilangnya ingatan. Sejumlah studi belakangan ini menunjukkan bahwa problem-problem tersebut sebenarnya lebih disebabkan oleh reaksi terhadap usia tua yang dicapi oleh wanita dalam suatu masyarakat yang sengat menghargai anak-anak muda dari pada peristiwa menopause itu sendiri (Feldman,1996 dalam Desmita,2009:235).
     Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya haid pada perempuan. Lebih dari itu,laki-laki tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia tua.  Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani dan frekuensi orgasme yang cenderung merosot.
B. Perkembangan Sensori
       Pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia 40-59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang tua mengalami kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat. (Kline & Schieber, 1985). Sementara itu, pendengaran juga mengalami penurunan pada usia sekitar 40 tahun.        Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas terhadap nada tinggi.
 Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki biasanya kehilangan sensitivitasnya terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan pereempuan. Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari, seperti pertambangan, perbengkelan, dan sebagainya.
      Sementara itu, penurunan juga terlihat dalam kepekaan terhadap rasa dan bau. Dalam hal ini, kepekaan terhadap rasa pahit dan asam bertambah lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa manis dan asin (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2009:237).
D. Perkembangan Otak
    Pada usia tua, sejumlah neuron, unti-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang. Menurut hasil jumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai 50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan bahwa kehilangan itu lebih sedikit. Bagaimanapun  juga, menurut Santrock (1995) dalam Desmita (2009:237), diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan semakin cepat.
      Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antarnya disebabkan oleh serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum-minuman beralkohol. Semua ini akan semakin merusak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental, yang sering disebut dengan kepikunan (Senility).

2.4 Karakteristik Perkembangan  Kognitif Fase Dewasa
        Berpikir Reflektif (reflective thinking) – John Dewey mengatakan, Pemikiran reflektif terus-menerus mempertanyakan hal-hal yang sudah dianggap fakta, menarik kesimpulan dan membuat hubungan-hubungan. Berdasarkan tahap operasional formal Piaget, pemikiran reflektif dapat menciptakan sistem intelektual yang rumit, mempertemukan ide-ide atau pertimbangan yang saling berseberangan. Contohnya: menggabungkan teori fisika modern atau perkembangan manusia menjadi satu teori yang menyeluruh yang dapat menjelaskan berbagai perilaku.
A. Pemikiran Pascaformal (Postformal Thought)
      Pemikiran postformal bersifat fleksibel, terbuka, adaptif dan individualistis. Pemikiran ini dilandasi intuisi dan emosi juga logika untuk membantu seseorang mengatasi dunia yang tampak berantakan. Seperti berpikir reflektif, pemikiran postformal  memungkinkan orang dewasa untuk melampaui satu sistem logika. Berpikir postformal seringkali berkembang sebagai respons terhadap berbagai kejadian dan interaksi yag membuka cara melihat yang tidak biasa dan menantang pandangan yang sederhana dan terpusat terhadap dunia.
    Jan Sinontt (2003) mengusulkan kerangka pemikiran postformal, yaitu:
 *  Shifting gears
 *  Problem definition
 *  Procces-product shift
 *  Pragmatism
 *  Multiple solutions
  *  Awareness of paradox

        Steinberg: Wawasan dan Tahu-Bagaimana
Teori Kecerdasan Triarhic:
Unsur Pengalaman (experiential element). Istilah Steinberg untuk aspek persektif atau kreatif dari kecerdasan.
Unsur Kontekstual (contextual element).  Istilah Steinberg untuk aspek prkatis dari kecerdasan.
Unsur Componential (Componential element). Istilah Steinberg Untuk aspek analisis dari kecerdasan.
Pengetahuan Tacit (tacit knowledge) ( istilah Steinberg untuk informasi yang tidak diajarkan secara formal atau diungkapkan secara terbuka tetapi perlu untuk berfungsi dengan berhasil.
Pengetahuan tacit dapat mencakup :
Manajemen diri ( mengetahui bagaimana memotivasi diri sendiri serta mengatur waktu dan tenaga.
Manajemen tugas ( mengetahui, misalnya bagaimana menulis makalah atau proposal hibah.
       Manajemen orang lain ( mengetahui kapan dan bagaimana memberi imbalan atau mengkritik bawahan.

2.5 Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)/Karakteristik Perkembangan
      Emosi Istilah Salovey dan Mayer untuk kemampuan memahami dan meregulasi emosi; suatu komponen penting dari tingkah laku yang efektif dan inteligen.
      Kompetensi dari kecerdasan     emosional (Goleman): kesadaran diri (kesadaran emosional, asesmen diri yang akurat dan kepercayaan diri), manajemen diri (kontrol diri, dapat dipercaya, kecermatan, kemampuan beradaptasi, dorongan prestasi dan inisiatif), kesadaran sosial (empati, orientasi melayani, kesadaran dan organisasional) dan manajemen hubungan (mengembangkan orang lain, komunikasi, manajemen konflik, menjalin ikatan, dll).
      Riset telah mendukung peran kecerdasan emosional dalam perilaku kecerdasan, konsep EI sendiri masih konterovensial. Jika menilai kecerdasan, kognitif sudah merupakan sesuatu yang sulit dilakukan, menilai EI lebih sulit lagi. Suatu hal, memperlakukan semua emosi dengan perlaukuan yang sama dapat menyesatkan. Bagaimana kita dapat menilai seseorang yang dapat mengatasi rasa takut tapi tidak dapat mengatasi rasa bersalah, atau yang dapat lebih baik dalam menghadapi stres ketimbang menghadapi kebosanan? Kemudian pula, kegunaan emosi tertentu tergantung kepada situasi. Marah, misalnya dapat mengarah kepada perilaku yang destruktif atau kontrustif. Kegelisahan dapat memperingatkan orang akan bahaya tapi dapat pula menghambat tindakan yang efektif (Goleman, 1995).
Lebih jauh lagi, sebagian besar komponen yang diduga keras EI biasanya dianggap sebagai sifat pribadi. Salah satu penelitian menemukakan bahwa penilaian objektif EI, sebagaimana yang didefinisikan pada saat ini, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang bergantung pada pemeringkatan sendiri hampir tidak dapat dibedakan dari tes kepribadian (Davies, Stankov, & Robert, 1998).













                                              BAB III
                                            PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Dewasa adalah Kematangan seksual yang terjadi di masa remaja, kematangan kognitif yang Piaget definisikan sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak.
Definisi hukum untuk kedewasaan : usia 17thn, remaja bisa mendapatkan KTP, usia 18thn remaja boleh memilih dalam pemilu. Di banyak negara, remaja usia 18-21thn boleh menikah tanpa izin (tergantung pada negaranya) dan remaja boleh mengikat diri pada sebuah kontrak.
Definisi sosiologi, dikatakan dewasa jika sudah mandiri atau telah memilih karir, telah menikah atau telah membangun hubungan yang romantis yang signifikan, atau telah membentuk sebuah keluarga.
Kematangan fisiologis dapat bergantung pada pencapaian dalam menemukan identitas diri, menjadi mandiri, mengembangkan suatu sistem nilai dan membangun hubungan.
Beberapa psikolog berpendapat dimulainya kedewasaan ditandai dari kriteria internal seperti: otonomi, kontrol diri dan tanggung jawab pribadi. Dari titik pandang ini, pada orang-orang tertentu tidak pernah menjadi dewasa, berapapun usia kronologisnya.

3.2  Saran
          Dari makalah di atas sangat jauh dari sempurna, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran. Yang dimana sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah. Dan penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kesalahan dari segi bahasa utamanya dari segi  sastra bahasa, dan susunan kata. Demikian, demi kesempurnaan makalah ini.







                                             DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
 Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ma’ar, Samsunuwiyati. 20013. Psikologi Perkembngan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Papalia, Diane E, Dkk. 2008. Human Develoment (Psikologi Perkembangan). Jakarta:
 Kencana Perdana Group.
Sit, Masgianti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan:Perdana Publising.

Bawang Merah Obat COVID-19 (Korona)?

Kali ini dunia fana akan mengulas mengenai virus yang telah membuat gempar seluruh dunia,, Apa lagi kalau bukan virus ...